Rusia Sebutkan Rencana Perdamaian Trump yang Terbaik Saat Ini. Pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pagi ini, 9 Oktober 2025, langsung jadi headline global: Rencana perdamaian Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump disebut sebagai “proposal terbaik di meja saat ini”. Di wawancara eksklusif dengan media Rusia, Lavrov puji inisiatif Trump sebagai “opsi paling realistis” yang bisa diterima Arab dan Israel, meski masih umum. Ini datang sehari setelah Trump umumkan fase pertama kesepakatan damai Israel-Hamas via Truth Social, janji lepas sandera dan jeda tempur 60 hari. Di tengah euforia warga Gaza yang rayakan kemarin, dukungan Rusia ini tambah bobot—sebuah langkah langka dari Moskow yang biasa kritis ke Washington. Tapi, apakah ini tanda damai abadi atau manuver diplomatik? Artikel ini kupas pernyataan Lavrov, konteks rencana Trump, dan implikasi geopolitik yang menggantung. BERITA TERKINI
Pernyataan Lavrov: Dukungan Langka untuk Trump: Rusia Sebutkan Rencana Perdamaian Trump yang Terbaik Saat Ini
Sergei Lavrov, diplomat berpengalaman Rusia, tak segan angkat topi untuk rencana Trump di wawancara dengan RT pagi ini. “Ini proposal terbaik yang ada sekarang—terima kasih untuk Arab, dan Israel tak tolak,” katanya, soroti 20 poin rencana yang sebut “statehood” untuk Gaza, meski samar. Ini dukungan langka; Rusia biasa kritik kebijakan AS di Timur Tengah, tapi Lavrov sebut rencana ini “pragmatis” karena fokus Gaza dulu, bukan Tepi Barat.
Konteksnya: Rusia netral sejak perang Gaza 2023, tapi Lavrov sering mediasi via Qatar. Pernyataan ini respons langsung ke pengumuman Trump kemarin, di mana fase satu janji tukar sandera dan bantuan $50 miliar rekonstruksi. Di X, Lavrov’s quote trending dengan 1 juta post, campur pujian dari pro-Rusia dan skeptis yang sebut ini “taktik Putin untuk legitimasi”. Lavrov tambah: “Kami harap implementasi cepat—ini langkah positif di tengah kekacauan global.” Ini sinyal Rusia ingin peran lebih besar, mungkin mediasi fase dua soal Yerusalem.
Konteks Rencana Trump: Fase Satu yang Penuh Janji: Rusia Sebutkan Rencana Perdamaian Trump yang Terbaik Saat Ini
Rencana perdamaian Trump, yang ia klaim “terobosan pribadi”, lahir dari negosiasi intens sejak September via Qatar dan Mesir. Fase pertama kemarin janji Hamas lepas 50 sandera hidup dan 20 jenazah dalam 48 jam, tukar 150 tahanan Palestina—Israel tarik pasukan dari 80 persen Gaza dan hentikan bom selama 60 hari. Trump tweet: “Semua sandera bebas segera—ini awal damai abadi.”
Ini beda dari proposal sebelumnya; Trump soroti “statehood” untuk Gaza, meski samar, dan rekonstruksi $50 miliar dari AS-Arab. Netanyahu konfirmasi: “Demi keamanan kami,” sementara Hamas via Abu Zuhri bilang: “Setuju demi rakyat Gaza.” Lavrov puji karena “terima kasih untuk kedua pihak”, tapi kritik Barat yang abaikan Tepi Barat. Konteksnya pahit: Perang dua tahun tewaskan 41 ribu di Gaza, dan euforia kemarin di Khan Younis kini pudar setelah bom Israel pagi ini tewaskan 12. Rencana ini janji, tapi fase dua soal perbatasan masih ranjau.
Implikasi Geopolitik: Rusia Cari Leverage, Tapi Risiko Eskalasi
Dukungan Lavrov beri Rusia leverage geopolitik: Moskow ingin peran mediasi seperti di Ukraina, di mana Putin puji Trump’s “energetic efforts” Agustus lalu. Ini langkah cerdas; Rusia kritik Eropa soal Ukraina, tapi di Gaza, dukungan Trump bikin mereka tampak konstruktif. Implikasinya: Jika fase satu jalan, Rusia bisa dorong fase dua via BRICS, tekan AS-Israel.
Tapi risiko eskalasi tinggi: Hamas ancam boikot jika bom lanjut, sementara Ben-Gvir sebut kesepakatan “penyerahan”. Pengamat seperti Aaron David Miller bilang: “Lavrov puji untuk legitimasi, tapi fase dua soal Yerusalem—bisa pecah.” Di X, post Lavrov trending, campur harapan dan skeptis. Implikasi ini polarisasi: Dukungan Rusia tambah bobot rencana Trump, tapi tanpa implementasi, cuma omong kosong.
Kesimpulan
Rusia via Lavrov sebut rencana perdamaian Trump untuk Gaza sebagai “proposal terbaik saat ini”, puji pragmatismenya di tengah euforia fase satu yang janji sandera bebas dan jeda tempur. Dari pernyataan langka ini hingga konteks rencana yang penuh janji tapi rapuh, plus implikasi geopolitik Rusia cari leverage, ini titik terang konflik dua tahun—tapi bom pagi ini ingatkan damai tak mudah. Trump, Netanyahu, dan Hamas harus jalankan fase satu; Lavrov’s dukungan beri harapan, tapi fase dua soal statehood jadi ujian sebenarnya. Bagi Gaza, rencana ini obat sementara—dunia tunggu bukti, bukan kata-kata.