Puluhan Pelajar di Bogor Diciduk Minus Miras di Jam Sekolah

puluhan-pelajar-di-bogor-diciduk-minus-miras-di-jam-sekolah

Puluhan Pelajar di Bogor Diciduk Minus Miras di Jam Sekolah. Di tanggal 23 Juli 2025, polisi mengamankan sebanyak 32 pelajar SMA di Bogor, Jawa Barat, yang sedang mengonsumsi minuman keras (miras) disebuah warung dekat sekolah mereka saat jam pelajaran. Operasi yang dilakukan Satpol PP bersama Polres Bogor ini mengungkap para pelajar, berusia 15-17 tahun, membawa dan meminum miras jenis ciu dan anggur merah. Kejadian ini memicu kekhawatiran publik tentang peredaran miras di kalangan remaja dan pengawasan di lingkungan sekolah. Mengapa pelajar bisa mengakses miras, apa dampaknya bagi kesehatan mereka, dan bagaimana solusi pemerintah untuk mencegah kejadian serupa? Berikut ulasannya! BERITA LAINNYA

Kenapa Para Pelajar Dapat Membeli Minuman Tersebut?

Adanya akses mudah untuk mebeli miras adalah penyebab utama para pelajar meminum minuman tersebut. Warung-warung kecil di sekitar sekolah, terutama di wilayah pinggiran Bogor seperti Cibinong dan Cileungsi, kerap menjual minuman beralkohol tanpa memeriksa usia pembeli, melanggar Peraturan Daerah Jawa Barat No. 5 Tahun 2021 tentang Pengendalian Minuman Beralkohol. Miras seperti ciu, yang dijual mulai dari Rp15.000 per botol, mudah didapat karena harganya terjangkau bagi pelajar. Selain itu, distribusi miras oplosan melalui media sosial, seperti grup WhatsApp dan Telegram, mempermudah transaksi tanpa pengawasan. Minimnya razia rutin di warung-warung dan kurangnya edukasi tentang bahaya miras di sekolah juga memperparah situasi. Beberapa pelajar mengaku membeli miras untuk “coba-coba” atau ikut tren teman sebaya, menunjukkan pengaruh lingkungan sosial yang kuat.

Dampaknya Untuk Kesehatan Para Pelajar: Puluhan Pelajar di Bogor Diciduk Minus Miras di Jam Sekolah

Konsumsi miras terutama dengan jenis oplosan seperti ciu, berdampak sangat serius untuk para pelajar. Alkohol dalam dosis tinggi dapat mengganggu perkembangan otak remaja, yang masih berkembang hingga usia 20-an, menyebabkan gangguan memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan. Dalam jangka pendek, miras bisa memicu mual, pusing, hingga keracunan alkohol, yang berisiko fatal jika kandungan metanolnya tinggi—seperti kasus keracunan massal di Subang pada 2024 yang menewaskan tujuh orang. Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa konsumsi alkohol pada remaja meningkatkan risiko gangguan hati, seperti hepatitis alkoholik, hingga 15% dalam lima tahun. Selain itu, miras dapat memicu perilaku impulsif, seperti tawuran atau kecelakaan, yang membahayakan pelajar dan lingkungan sekitar. Dampak psikologis, seperti kecanduan dan depresi, juga menjadi ancaman serius bagi pelajar yang terpapar secara rutin.

Solusi Negara Agar Tidak Ada Kejadian Seperti Ini Lagi

Pemerintah perlu untuk mengambil langkah yang tegas agar bisa mencegah peredaan miras yang sangat gampang di kalangan para pelajar. Pertama, memperketat pengawasan terhadap penjual miras dengan razia rutin oleh Satpol PP dan kepolisian, serta menjatuhkan sanksi berat seperti pencabutan izin usaha bagi warung yang melanggar. Kedua, memperkuat edukasi bahaya miras di sekolah melalui kurikulum kesehatan atau seminar yang melibatkan psikolog dan tokoh masyarakat. Ketiga, melibatkan orang tua dan komunitas untuk memantau aktivitas pelajar di luar jam sekolah, termasuk membatasi akses ke media sosial yang memfasilitasi penjualan miras. Keempat, pemerintah dapat mempercepat implementasi Perpres No. 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Minuman Beralkohol dengan membentuk satgas khusus untuk memutus rantai distribusi miras oplosan. Terakhir, sekolah perlu meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler positif, seperti olahraga dan seni, untuk mengalihkan perhatian pelajar dari pengaruh negatif.

Kesimpulan: Puluhan Pelajar di Bogor Diciduk Minus Miras di Jam Sekolah

Penemuan 32 pelajar yang mengonsumsi miras di Bogor pada tanggal 23 Juli 2025 menungkapkan masalah serius terkait dengan adanya akses yang mudah untuk mengonsumsi miras dan juga adanya kurang pengawasan. Dampak kesehatan yang parah, baik fisik maupun mental, menjadi peringatan akan bahaya miras bagi remaja. Dengan langkah tegas seperti razia, edukasi, dan penguatan peran komunitas, pemerintah dapat mencegah kejadian serupa. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa perlindungan generasi muda dari miras memerlukan kerja sama lintas sektor untuk memastikan masa depan mereka tetap cerah dan sehat.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *