Istri eks PM Nepal Ditemukan Tewas Usai Dibakar Oleh Warga. Kathmandu, ibu kota Nepal, diguncang krisis pada 10 September 2025 setelah kerusuhan besar-besaran yang berujung pada tragedi mengerikan: istri mantan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli ditemukan tewas setelah rumahnya dibakar oleh massa yang marah. Insiden ini terjadi di tengah protes anti-pemerintah yang dipicu oleh larangan media sosial dan tuduhan korupsi, yang memaksa Oli mengundurkan diri. Kekerasan yang meletus selama demonstrasi tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur, tetapi juga korban jiwa, termasuk insiden tragis ini. Artikel ini akan mengulas identitas korban, kronologi pembakaran, respons pemerintah Nepal, dan dampaknya terhadap situasi politik negara. BERITA VOLI
Siapa Istri Eks PM Nepal Tersebut
Korban dalam insiden ini adalah Radhika Shakya, istri K.P. Sharma Oli, mantan Perdana Menteri Nepal yang menjabat hingga pengunduran dirinya pada 9 September 2025. Radhika, yang berusia 65 tahun, dikenal sebagai tokoh yang rendah hati dan jarang tampil di publik, lebih memilih menjaga privasi selama karier politik suaminya. Ia tidak memiliki peran resmi dalam politik, tetapi sebagai istri Oli, ia sering menjadi sasaran kritik tidak langsung dari lawan politik suaminya. Radhika tinggal di kediaman pribadi mereka di pinggiran Kathmandu, yang menjadi target serangan selama gelombang protes. Kematiannya menambah daftar panjang korban kerusuhan, yang kini mencapai lebih dari 19 orang, dan menyoroti betapa brutalnya situasi di Nepal saat ini.
Bagaimana Para Warga Dapat Membakar Rumahnya
Kerusuhan di Kathmandu dimulai pada 8 September 2025, ketika ribuan demonstran, terutama generasi muda, turun ke jalan menuntut reformasi pemerintahan dan pencabutan larangan media sosial. Pada malam 9 September, protes berubah menjadi kekerasan, dengan massa membakar gedung parlemen, kantor partai politik, dan beberapa kediaman pejabat, termasuk rumah Oli. Menurut laporan, sekelompok demonstran yang marah menyerbu kediaman Oli di Baluwatar, Kathmandu, setelah mendengar kabar pengunduran dirinya. Mereka melemparkan bom molotov dan bahan bakar ke rumah tersebut, yang dengan cepat terbakar.
Radhika Shakya, yang berada di dalam rumah bersama beberapa anggota keluarga, tidak sempat menyelamatkan diri. Upaya evakuasi terhambat oleh kerumunan massa dan kurangnya respons cepat dari petugas keamanan, yang saat itu kewalahan mengendalikan situasi di berbagai titik kota. Kobaran api yang cepat menyebar membuat rumah rata dengan tanah, dan Radhika ditemukan tewas di antara puing-puing keesokan harinya. Insiden ini menjadi salah satu puncak kekerasan dalam protes, menunjukkan betapa sulitnya mengendalikan kemarahan massa yang terorganisir.
Bagaimana Tanggapan Para Pemerintah Nepal Atas Chaosnya Demo Ini
Pemerintah Nepal, yang kini dipimpin oleh pemerintahan sementara pasca pengunduran diri Oli, dengan cepat mengutuk kekerasan tersebut dan menyatakan duka mendalam atas kematian Radhika Shakya serta korban lainnya. Perdana Menteri sementara mengumumkan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi pelaku pembakaran dan menjanjikan hukuman tegas bagi mereka yang bertanggung jawab. Pemerintah juga mengerahkan ratusan tentara untuk mematroli Kathmandu dan menerapkan jam malam tanpa batas waktu guna memulihkan ketertiban.
Selain itu, otoritas mengumumkan pembentukan komite dialog untuk bernegosiasi dengan perwakilan demonstran, berharap dapat meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Pemerintah juga mencabut larangan media sosial sebagai respons atas tuntutan awal protes, meskipun langkah ini dianggap terlambat oleh banyak pihak. Dalam pernyataan resminya, pemerintah menegaskan komitmen untuk menangani isu korupsi dan reformasi, tetapi meminta warga untuk menahan diri dari tindakan kekerasan yang dapat memperburuk situasi.
Kesimpulan: Istri eks PM Nepal Ditemukan Tewas Usai Dibakar Oleh Warga
Tragedi kematian Radhika Shakya, istri eks Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli, dalam kebakaran yang dipicu oleh kerusuhan pada 9 September 2025 menjadi cerminan krisis politik yang melanda Nepal. Dipicu oleh kemarahan terhadap korupsi dan larangan media sosial, protes yang berujung kekerasan ini menunjukkan betapa dalamnya ketidakpuasan rakyat, terutama generasi muda. Pembakaran rumah Oli, yang menyebabkan kematian Radhika, adalah momen kelam yang memperlihatkan bahaya ketika kemarahan massa tidak terkendali. Respons pemerintah, dengan pengerahan tentara dan janji reformasi, menunjukkan upaya untuk meredakan situasi, tetapi tantangan besar masih menanti untuk memulihkan kepercayaan publik. Insiden ini menjadi pengingat bahwa dialog dan tata kelola yang transparan adalah kunci untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.