Elon Musk Bentuk Partai Untuk Lawan Trump. Elon Musk, miliarder di balik Tesla dan SpaceX, mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama “America Party” pada 5 Juli 2025, menyusul perseteruan sengit dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Langkah ini menandai perpecahan dramatis antara Musk, yang sebelumnya menjadi pendukung utama Trump dalam pemilu 2024, dengan presiden yang kini ia lawan. Perseteruan dipicu oleh perbedaan pandangan terhadap “Big, Beautiful Bill,” RUU kebijakan domestik Trump yang disahkan pada 4 Juli 2025, yang menurut Musk akan memperburuk defisit anggaran AS. Artikel ini mengulas latar belakang pembentukan America Party, motif Musk, tantangan yang dihadapi, dan potensi dampaknya terhadap politik AS. berita bola
Latar Belakang Perseteruan Musk dan Trump
Hubungan Musk dan Trump awalnya erat. Musk menyumbang lebih dari 250 juta dolar untuk kampanye Trump 2024 melalui America PAC dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) hingga Mei 2025. Namun, hubungan ini retak ketika Musk mengkritik RUU Trump sebagai “abominasi yang mengerikan” karena dianggap penuh pemborosan dan meningkatkan utang nasional sebesar 3,3 triliun dolar. Trump membalas dengan ancaman memutus kontrak pemerintah dengan perusahaan Musk, seperti SpaceX, dan bahkan menyebut kemungkinan mendeportasi Musk ke Afrika Selatan, negara kelahirannya. Ketegangan memuncak pada 5 Juli 2025, ketika Musk menggelar jajak pendapat di X, platform media sosialnya, menanyakan apakah AS membutuhkan partai baru yang mewakili “80% masyarakat di tengah.” Dengan 65,4% dari 1,25 juta responden mendukung, Musk mengumumkan pembentukan America Party sehari kemudian.
Motif Pembentukan America Party
Musk menyatakan bahwa America Party bertujuan mematahkan sistem “uniparty” Demokrat-Republik yang, menurutnya, tidak lagi mewakili rakyat. Dalam postingan di X pada 5 Juli 2025, ia menulis, “Ketika negara kita diambang kebangkrutan karena pemborosan, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.” Musk mengusulkan partai yang fokus pada konservatisme fiskal, mengurangi pengeluaran pemerintah, dan memberi suara pada “mayoritas tengah” yang tidak sepenuhnya sejalan dengan ideologi Demokrat atau Republik. Ia juga berencana mendukung kandidat di dua hingga tiga kursi Senat dan delapan hingga sepuluh kursi DPR dalam pemilu paruh waktu 2026, memanfaatkan margin legislatif yang tipis untuk memengaruhi kebijakan kontroversial.
Tantangan Pembentukan Partai Baru: Elon Musk Bentuk Partai Untuk Lawan Trump
Membentuk partai politik baru di AS adalah tugas yang sangat sulit. Sistem politik AS dirancang untuk mendukung dua partai utama, Demokrat dan Republik, dengan aturan akses suara yang ketat di setiap negara bagian. Menurut ahli hukum pemilu Brett Kappel, mendirikan partai baru membutuhkan ratusan juta dolar dan proses multithn untuk memenuhi persyaratan hukum negara bagian. Sejarah menunjukkan bahwa partai ketiga, seperti upaya Ross Perot pada 1992 yang meraih 19% suara populer namun gagal memenangkan suara elektoral, jarang berhasil. Musk, meski memiliki kekayaan lebih dari 350 miliar dolar, menghadapi hambatan seperti polarisasi politik, distrik yang dimanipulasi (gerrymandering), dan persepsi publik yang negatif, dengan 59% pemilih independen memandangnya tidak positif menurut jajak pendapat Quinnipiac bulan lalu. Selain itu, hingga 6 Juli 2025, belum ada indikasi bahwa America Party telah terdaftar di Komisi Pemilihan Federal (FEC).
Reaksi dan Dampak Potensial: Elon Musk Bentuk Partai Untuk Lawan Trump
Pengumuman Musk memicu beragam reaksi. Pendukungnya di X memuji langkah ini sebagai upaya memberi suara pada kelompok moderat yang terabaikan, sementara kritikus, termasuk pendukung Trump, menyebutnya sebagai tindakan balas dendam pribadi. Wakil Presiden JD Vance menyebut serangan Musk terhadap Trump sebagai “nuklir” dan meragukan kemungkinan rekonsiliasi. Trump sendiri, dalam wawancara dengan NBC News pada 8 Juni 2025, memperingatkan Musk akan menghadapi “konsekuensi serius” jika mendukung kandidat Demokrat melawan Republik. Beberapa analis, seperti Collin Anderson dari University at Buffalo, berpendapat bahwa Musk mungkin lebih efektif memengaruhi politik melalui pendanaan kandidat primer Republik daripada membentuk partai baru, mengingat merek pribadinya yang kontroversial setelah dukungannya pada kelompok sayap kanan global.
Dampak America Party masih tidak pasti. Dengan sumber daya finansial dan platform X yang menjangkau 220 juta pengikut, Musk memiliki potensi untuk mengguncang politik AS, terutama di kursi-kursi legislatif yang kompetitif. Namun, tanpa platform kebijakan yang jelas dan struktur organisasi yang solid, partai ini berisiko menjadi sekadar wacana. Keterlibatan Musk juga dapat memperdalam polarisasi, memaksa tokoh teknologi dan politik memilih sisi antara dirinya dan Trump.
Penutup: Elon Musk Bentuk Partai Untuk Lawan Trump
Pembentukan America Party oleh Elon Musk pada Juli 2025 adalah respons atas perpecahan dengan Donald Trump dan ketidakpuasannya terhadap sistem politik AS. Meski didorong oleh visi untuk mewakili “mayoritas tengah” dan konservatisme fiskal, langkah ini menghadapi tantangan besar dalam sistem politik yang didominasi dua partai. Dengan kekayaan dan pengaruhnya, Musk memiliki potensi untuk mengubah dinamika pemilu 2026, tetapi keberhasilan America Party bergantung pada kemampuannya mengatasi hambatan hukum, politik, dan persepsi publik. Perseteruan ini tidak hanya menyoroti perpecahan pribadi antara dua tokoh berpengaruh, tetapi juga memicu pertanyaan tentang masa depan politik AS di tengah polarisasi yang semakin tajam.