AS Sebutkan Israel Harus Bantu Palestina Setelah Perang di Gaza

as-sebutkan-israel-harus-bantu-pales

AS Sebutkan Israel Harus Bantu Palestina Setelah Perang di Gaza. Pernyataan tegas dari utusan khusus AS Jared Kushner pada 20 Oktober 2025 menyoroti peran Israel dalam membangun kembali Palestina pasca-perang Gaza. Kushner, yang memimpin negosiasi damai di Timur Tengah, bilang Israel harus “cari cara untuk bantu Palestina thrive” agar integrasi regional berjalan mulus. Ini datang usai kesepakatan gencatan senjata rapuh yang diteken dua minggu lalu, di mana serangan sporadis masih tebusan puluhan nyawa. Di tengah rekonstruksi Gaza yang butuh miliaran dolar, pernyataan Kushner jadi sinyal Washington: dukungan AS untuk Israel tak berarti abai tanggung jawab kemanusiaan. Dengan Gaza hancur—80 persen bangunan rusak dan 2 juta warga bergantung bantuan—Israel kini hadapi tekanan untuk ikut tanggung beban, meski Netanyahu tolak keras. Situasi ini uji komitmen damai, di mana bantuan pasca-perang bisa jadi kunci perdamaian abadi. BERITA TERKINI

Pernyataan Kushner yang Dorong Integrasi Regional: AS Sebutkan Israel Harus Bantu Palestina Setelah Perang di Gaza

Kushner, mantan penasihat Trump yang kini utusan khusus AS, ungkap pandangannya di forum kebijakan Timur Tengah di Washington. Ia sebut Israel, sebagai kekuatan ekonomi terdepan di kawasan, punya kewajiban bantu Palestina bangkit setelah perang yang tebusan 40 ribu jiwa. “Israel tak bisa integrasi dengan negara Arab tanpa Palestina yang stabil—mereka harus temukan cara bantu thrive,” kata Kushner, ingatkan kesepakatan Abraham Accords 2020 yang buka normalisasi dengan UAE dan Bahrain. Pernyataan ini selaras visi AS untuk “two-state solution” yang lebih inklusif, di mana Israel kontribusi dana rekonstruksi Gaza senilai 10 miliar dolar awal. Kushner soroti potensi: Palestina dengan infrastruktur bagus bisa jadi mitra dagang, tingkatkan PDB kawasan 15 persen. Ini kontras sikap Netanyahu yang fokus keamanan, tapi Kushner tekan bahwa bantuan Israel bisa kurangi ancaman Hamas, dengan program pelatihan kerja untuk 100 ribu pemuda Gaza. Pernyataan ini jadi dorongan halus AS, di mana bantuan militer 3,8 miliar dolar per tahun ke Israel terikat syarat kemanusiaan.

Tantangan Rekonstruksi Gaza dan Peran Israel: AS Sebutkan Israel Harus Bantu Palestina Setelah Perang di Gaza

Gaza pasca-perang butuh rekonstruksi masif: 70 persen rumah hancur, rumah sakit overload, dan pengangguran capai 50 persen. Israel, yang kendali perbatasan, kini diminta buka koridor bantuan permanen dan ikut bangun infrastruktur seperti listrik dan air bersih. Kushner sebut Israel bisa kontribusi via perusahaan tech-nya untuk proyek solar Gaza, hasilkan 500 megawatt energi—cukup daya 200 ribu rumah. Tantangannya besar: Netanyahu tolak, sebut itu “hadiah untuk teroris”, tapi tekanan AS kuat setelah laporan PBB soal 1,5 juta warga Gaza kelaparan. Peran Israel krusial karena mereka punya pengalaman: pasca-2005, Israel bantu Gaza dengan bantuan medis, meski terputus. Kushner usul model “Gaza Prosperity Fund” di mana Israel investasi 20 persen dana, tarik negara Arab lain. Ini bisa kurangi ketergantungan bantuan AS, tapi butuh jaminan keamanan—Israel tuntut demiliterisasi Gaza. Di lapangan, warga Gaza sambut positif, tapi Hamas ancam boikot jika Israel tak patuh.

Reaksi Internasional dan Implikasi Politik

Dunia bereaksi campur: PBB puji pernyataan Kushner sebagai “langkah maju”, tapi Eropa tuntut detail konkret, ingatkan 2 miliar euro bantuan UE untuk Gaza. Arab Saudi dan UEA, mitra Abraham Accords, dukung ide integrasi tapi syaratkan komitmen Israel. Netanyahu balas dingin, sebut AS “campur urusan internal”, tapi lobi Trump—yang dekat Kushner—bisa ubah dinamika. Implikasinya luas: jika Israel setuju bantu, bisa percepat normalisasi dengan negara Arab lain, tingkatkan perdagangan 50 miliar dolar. Tapi jika tolak, bantuan AS bisa dipotong, tekan ekonomi Israel yang bergantung ekspor tech 100 miliar dolar. Di AS, Demokrat puji Kushner, tapi Republikan khawatir “terlalu lunak”. Reaksi ini tunjukkan pernyataan Kushner bukan sekadar kata, tapi potensi shift kebijakan—dari konfrontasi ke kolaborasi pasca-perang.

Kesimpulan

Pernyataan AS via Jared Kushner bahwa Israel harus bantu Palestina setelah perang Gaza pada 20 Oktober 2025 jadi panggilan untuk tanggung jawab bersama di rekonstruksi. Dari dorongan integrasi regional hingga tantangan di lapangan, ini uji komitmen Israel di tengah tekanan global. Reaksi campur tunjukkan peluang damai, tapi butuh aksi konkret untuk warga Gaza yang menderita. Di konflik panjang ini, bantuan Israel bisa jadi jembatan—atau retak lebih dalam. Ke depan, dialog Kairo minggu depan jadi kunci; dunia tunggu apakah kata-kata Kushner ubah jadi kenyataan, atau cuma retorika. Perdamaian tak datang gratis, tapi langkah seperti ini beri harapan tipis.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *