Aliansi Perempuan Indonesia Demo di Depan Gedung DPR

aliansi-perempuan-indonesia-demo-di-depan-gedung-dpr

Aliansi Perempuan Indonesia Demo di Depan Gedung DPR. Pada Rabu, 3 September 2025, ratusan perempuan berkumpul di depan Gedung DPR RI, Jakarta, dalam aksi damai yang digelar oleh Aliansi Perempuan Indonesia. Aksi ini menjadi bagian dari gelombang protes yang menyuarakan keresahan masyarakat terhadap tindakan represif aparat dan kebijakan pemerintah. Dengan dress code pink dan hitam serta atribut sapu lidi, massa aksi menarik perhatian publik dengan orasi yang menuntut keadilan dan penghentian kekerasan negara. Aksi ini tidak hanya menunjukkan solidaritas perempuan, tetapi juga mempertegas bahwa protes adalah hak rakyat. Artikel ini akan membahas apa itu Aliansi Perempuan Indonesia, alasan penggunaan warna pink, dan isu yang mereka protes hingga saat ini. BERITA BOLA

Apa Itu Aliansi Perempuan Indonesia
Aliansi Perempuan Indonesia adalah koalisi yang terdiri dari berbagai organisasi dan individu yang memperjuangkan hak-hak perempuan serta keadilan sosial di Indonesia. Beranggotakan kelompok seperti Perempuan Mahardhika, serikat buruh perempuan, dan aktivis independen, aliansi ini berfokus pada isu kesetaraan gender, perlindungan hak asasi manusia, dan pemberdayaan masyarakat. Dibentuk untuk menyatukan suara perempuan dari berbagai latar belakang, aliansi ini sering menggelar aksi untuk menyoroti kebijakan yang dianggap merugikan rakyat, seperti ketimpangan ekonomi dan tindakan represif aparat. Dalam aksi pada 3 September 2025, sekitar 300 anggota aliansi hadir, didominasi oleh perempuan, untuk menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPR. Mereka juga menyediakan juru bahasa isyarat untuk memastikan aksesibilitas bagi semua peserta, menunjukkan komitmen mereka terhadap inklusivitas.

Kenapa Mereka Menggunakan Warna Pink
Warna pink menjadi ciri khas aksi Aliansi Perempuan Indonesia pada 3 September 2025, dipadukan dengan warna hitam dan atribut sapu lidi. Pilihan warna pink terinspirasi dari aksi viral seorang ibu bernama Ana pada 28 Agustus 2025, yang menggunakan pakaian pink saat memprotes tindakan aparat dalam demonstrasi di Jakarta. Pink menjadi simbol perlawanan perempuan terhadap ketidakadilan, mencerminkan keberanian dan solidaritas. Sementara itu, warna hitam melambangkan duka atas kekerasan yang terjadi selama gelombang protes sejak 25 Agustus 2025, termasuk kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis Brimob. Sapu lidi, yang dibawa massa, menjadi simbol untuk “menyapu” militerisme dan tindakan represif aparat. Kombinasi ini membuat aksi mereka menonjol secara visual dan menyampaikan pesan kuat bahwa perempuan tidak akan tinggal diam menghadapi ketidakadilan.

Apa yang Mereka Protes Hingga Saat Ini
Aliansi Perempuan Indonesia memprotes sejumlah isu krusial dalam aksi mereka di depan Gedung DPR. Tuntutan utama adalah penghentian kekerasan negara oleh aparat TNI dan Polri terhadap demonstran. Mereka mengecam tindakan represif, seperti penembakan gas air mata ke kampus dan permukiman warga, serta penangkapan ratusan pengunjuk rasa, termasuk aktivis seperti Delpedro Marhaen dari Lokataru Foundation. Aksi ini juga menyoroti kematian 10 orang selama protes 25-31 Agustus 2025, yang dianggap akibat tindakan berlebihan aparat. Selain itu, aliansi menuntut pemerintah menghentikan pemborosan anggaran untuk kepentingan pejabat, seperti tunjangan DPR yang memicu protes awal. Mereka juga meminta Presiden Prabowo Subianto agar tidak melabeli aksi protes sebagai makar atau terorisme, menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional rakyat. Isu ketimpangan ekonomi, seperti gagalnya implementasi program makan bergizi gratis, juga menjadi sorotan, dengan aliansi menyerukan kebijakan yang lebih pro-rakyat.

Kesimpulan: Aliansi Perempuan Indonesia Demo di Depan Gedung DPR
Aksi damai Aliansi Perempuan Indonesia di depan Gedung DPR pada 3 September 2025 menegaskan peran penting perempuan dalam memperjuangkan keadilan sosial dan menghentikan kekerasan negara. Dengan warna pink sebagai simbol perlawanan dan sapu lidi sebagai lambang pembersihan ketidakadilan, aliansi ini menyuarakan aspirasi rakyat yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan pemerintah dan tindakan represif aparat. Tuntutan mereka, mulai dari penghentian kekerasan hingga reformasi kebijakan ekonomi, mencerminkan keresahan yang lebih luas di masyarakat. Aksi ini juga menunjukkan bahwa suara perempuan memiliki kekuatan besar dalam mendorong perubahan. Pada September 2025, aksi Aliansi Perempuan Indonesia menjadi pengingat bahwa demokrasi harus menjamin ruang bagi rakyat untuk bersuara tanpa ancaman kekerasan atau kriminalisasi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *