Gelar Duke of York Pangeran Andrew Dicabut

gelar-duke-of-york-pangeran-andrew-dicabut

Gelar Duke of York Pangeran Andrew Dicabut. Pangeran Andrew, putra kedua Ratu Elizabeth II yang dikenal sebagai Duke of York, kini benar-benar kehilangan gelar bangsawan ikoniknya. Pada 28 Oktober 2025, Raja Charles III secara resmi mencabut gelar Duke of York melalui perintah kerajaan, mengakhiri babak panjang kontroversi yang dimulai sejak tuduhan keterlibatannya dalam kasus Jeffrey Epstein. Keputusan ini datang setelah tekanan publik yang tak henti dan laporan baru dari pengadilan AS yang ungkap detail tambahan soal pertemuan Andrew dengan korban Epstein. Di usia 65 tahun, Andrew yang sudah mundur dari tugas publik sejak 2019 kini hanya dikenal sebagai Pangeran Andrew, tanpa hak istimewa gelar atau properti terkait. Ini bukan sekadar formalitas; ini pukulan telak bagi monarki Inggris yang lagi berjuang pulihkan citra di tengah skandal berulang. Langkah ini jadi simbol bahwa bahkan anggota keluarga kerajaan tak kebal dari konsekuensi, meski prosesnya lambat dan penuh drama. INFO CASINO

Latar Belakang Tuduhan Epstein yang Mengguncang: Gelar Duke of York Pangeran Andrew Dicabut

Kontroversi Andrew bermula pada 2019, saat dokumen pengadilan AS ungkap email dan pertemuan antara ia dan Jeffrey Epstein, miliarder AS yang dituduh jalankan jaringan perdagangan seks. Andrew, yang kenal Epstein sejak 1999 lewat perkenalan Ghislaine Maxwell, diklaim terlibat dalam pelecehan terhadap Virginia Giuffre, korban Epstein yang berusia 17 tahun saat itu. Giuffre bilang Andrew lakukan hubungan seksual dengannya tiga kali pada 2001, termasuk di London, New York, dan Pulau Little Saint James milik Epstein. Andrew tolak tuduhan itu, klaim tak ingat Giuffre dan bilang ia tak pernah ke pulau itu.

Interview BBC Newsnight 2019 jadi bencana: Andrew bilang ia tak bisa berkeringat karena “trauma Falklands” dan klaim foto peluk Giuffre palsu. Respons publik brutal—petisi minta ia mundur capai 100.000 tanda tangan. Ratu Elizabeth cabut gelar HRH dan patronase militer pada Januari 2022, tapi gelar Duke of York tetap, yang beri ia akses ke Royal Lodge di Windsor. Pada 2025, laporan baru dari pengadilan New York ungkap catatan penerbangan Epstein yang sebut Andrew terbang ke pulau itu tiga kali, plus kesaksian baru dari korban lain. Ini dorong tekanan: parlemen Inggris debat cabut gelar penuh, dan kelompok hak korban seperti Giuffre tuntut kompensasi 12 juta pound yang Andrew bayar secara rahasia pada 2022.

Keputusan Raja Charles dan Proses Internal Kerajaan: Gelar Duke of York Pangeran Andrew Dicabut

Keputusan cabut gelar tak datang tiba-tiba. Raja Charles, yang naik tahta 2022, sudah diskusikan ini sejak 2024 dengan penasihat hukum. Perintah kerajaan 28 Oktober, diterbitkan di London Gazette, nyatakan gelar Duke of York “dicatut efektif segera” karena “alasan publik dan kehormatan monarki”. Ini langka—terakhir kali gelar duke dicabut pada 1917 saat Pangeran Henry of Battenberg. Andrew tetap dapat pensiun kerajaan 250.000 pound per tahun, tapi kehilangan hak tinggal di Royal Lodge; ia harus pindah ke apartemen kecil di Kensington Palace.

Proses internal penuh ketegangan. Sumber dekat kerajaan bilang Charles tolak saran adiknya mundur total, tapi tekanan dari Putri Beatrice dan Eugenie—putrinya Andrew—dorong aksi. Parlemen Inggris dukung: Perdana Menteri Keir Starmer sebut ini “langkah tepat untuk akuntabilitas”. Andrew terima tanpa banding, bilang dalam pernyataan singkat, “Saya hormati keputusan saudara saya demi institusi yang lebih besar.” Ini kontras dengan sikapnya 2019, di mana ia bilang tak bersalah. Cabut gelar ini juga pengaruh ke properti: Royal Lodge, yang Andrew tempati sejak 2002, kini bisa disewakan atau diberi ke pihak lain.

Reaksi Publik dan Dampak pada Monarki

Reaksi publik campur aduk tapi mayoritas positif. Petisi dukung cabut gelar capai 500.000 tanda tangan dalam seminggu, dengan komentar seperti “Waktunya bersihkan monarki dari noda Epstein.” Media seperti The Guardian sebut ini “akhir era Andrew”, sementara The Sun bilang “pangeran jatuh”. Giuffre, yang menang gugatan sipil 2022, tweet, “Keadilan lambat, tapi akhirnya datang.” Di AS, kelompok anti-perdagangan manusia puji sebagai preseden, meski kritik bilang Charles terlambat bertindak demi lindungi citra saudaranya.

Dampak pada monarki nyata: survei YouGov tunjukkan dukungan publik turun 5 persen sejak 2024, terutama di kalangan muda. Charles, yang lagi fokus reformasi, lihat ini sebagai langkah depan—ia rencanakan pidato Natal soal “akuntabilitas keluarga kerajaan”. Tapi risiko ada: Andrew bisa bicara lebih bebas tanpa gelar, potensi ungkap rahasia internal. Bagi keluarganya, ini pil pahit: Beatrice dan Eugenie tolak komentar, tapi sumber bilang mereka dukung ayah demi tutup babak. Secara luas, ini dorong diskusi reformasi: apakah gelar bangsawan harus lebih mudah dicabut, dan bagaimana lindungi korban di lingkaran elite?

Kesimpulan

Cabut gelar Duke of York dari Pangeran Andrew jadi momen penutup bagi skandal Epstein yang hancurkan reputasi monarki Inggris. Dari tuduhan 2019 hingga perintah Charles 2025, proses ini tunjukkan betapa lambatnya keadilan di kalangan elite—tapi akhirnya, konsekuensi datang. Reaksi publik yang kuat dan dampak pada citra kerajaan jadi pengingat bahwa tak ada yang kebal, bahkan pangeran. Andrew kini hadapi masa depan tenang tapi tanpa kemewahan, sementara monarki belajar dari kesalahan. Di akhir 2025, ini bukan akhir cerita; ini awal era transparansi yang lebih ketat. Bagi korban seperti Giuffre, ini kemenangan kecil—dan harapan bahwa suara mereka akhirnya didengar sepenuhnya. Monarki Inggris maju, tapi dengan luka yang butuh waktu lama untuk sembuh.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *