Pria Penembak PM Slovakia Dihukum 21 Tahun. Pada 21 Oktober 2025, pengadilan khusus pidana Slovakia memvonis Juraj Cintula, pria berusia 72 tahun yang menembak Perdana Menteri Robert Fico pada Mei lalu, dengan hukuman 21 tahun penjara. Cintula dinyatakan bersalah atas tuduhan serangan terorisme, setelah menembak Fico lima kali dari jarak dekat saat acara politik di Handlova. Putusan ini jadi penutup babak awal drama yang guncang Slovakia, negara yang sudah tegang sejak Fico kembali berkuasa 2023. Pemerintah Fico, yang populis dan pro-Rusia, langsung puji vonis sebagai “kemenangan keadilan”, tapi oposisi sebut itu politik. Dengan Fico yang selamat tapi masih dalam pemulihan, vonis ini tak hanya hukum, tapi juga pesan politik di tengah polarisasi Eropa Timur. Di saat Uni Eropa hadapi pemilu 2026, kasus ini ingatkan betapa rapuhnya demokrasi di kawasan yang rawan ekstremisme. REVIEW FILM
Kronologi Penembakan yang Mengguncang Slovakia: Pria Penembak PM Slovakia Dihukum 21 Tahun
Penembakan terjadi 15 Mei 2024, di Handlova, kota tambang kecil di barat Slovakia. Fico, yang baru menang pemilu ketiga dengan janji akhiri dukungan militer ke Ukraina, hadiri acara partai Smer-nya. Saat berjabat tangan dengan pendukung, Cintula—penyair pensiunan dan aktivis anti-Fico—keluar dari kerumunan, tarik pistol semi-otomatis CZ 83, dan tembakkan lima peluru ke dada dan perut Fico dari jarak dua meter. Fico roboh seketika, dilarikan ke rumah sakit Banská Bystrica, di mana dokter operasi darurat untuk selamatkan nyawanya—ia koma dua hari sebelum bangun.
Cintula ditangkap di tempat oleh pengawal Fico, tanpa perlawanan. Motifnya jelas: Ia sebut Fico “pengkhianat” karena kebijakan pro-Rusia dan korupsi. Cintula, mantan anggota partai oposisi, punya riwayat tulis puisi anti-pemerintah dan ikut demo 2023. Penembakan ini langsung picu demo massal di Bratislava, dengan 10 ribu orang tuntut keamanan lebih baik. Fico, yang selamat, keluar RS Juni lalu tapi masih pakai tongkat—ia bilang, “Ini serangan terhadap demokrasi kita.” Kronologi ini mirip kasus penembakan PM Inggris 2024, tapi di Slovakia, ia jadi simbol polarisasi politik yang sudah memuncak sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Proses Hukum dan Vonis yang Kontroversial: Pria Penembak PM Slovakia Dihukum 21 Tahun
Proses hukum Cintula berlangsung kilat tapi penuh kontroversi. Ditahan sejak Mei, ia hadapi tuduhan percobaan pembunuhan dan terorisme di Pengadilan Pidana Khusus Banska Bystrica. Jaksa tuntut bukti: Pistol Cintula beli legal 1990-an, tapi ia modifikasi magasin untuk 10 peluru—cukup untuk “teror massal” jika gagal. Sidang tutup 18 Oktober setelah 12 hari, dengan saksi termasuk pengawal Fico yang sebut Cintula “bermotif politik murni”. Pengadilan vonis bersalah pada terorisme, karena penembakan di acara publik ancam stabilitas negara.
Hukuman 21 tahun maksimal untuk tuduhan itu—dari 25 tahun potensial—diberi karena usia Cintula dan riwayat bersih, tapi jaksa sebut “tak ada ampun untuk teroris”. Cintula, yang tolak pengacara, bilang di sidang, “Saya lakukan untuk selamatkan Slovakia dari diktator.” Vonis ini picu protes: Oposisi sebut pengadilan “dipengaruhi pemerintah Fico”, karena undang-undang anti-teror 2024 diperluas pasca-penembakan. Fakta: Tingkat korupsi Slovakia naik 10 persen sejak Fico berkuasa, menurut Transparency International, bikin motif Cintula relatable bagi sebagian rakyat. Proses ini tunjukkan sistem hukum Slovakia tegas, tapi juga rawan politisasi.
Dampak Politik dan Respons Internasional
Vonis Cintula tak cuma tutup kasus; ia bentuk ulang politik Slovakia. Fico, yang populis, pakai ini untuk kampanye “lawan ekstremisme”, dorong undang-undang media baru yang batasi kritik—disebut “pembalasan” oleh UE. Partai Smer-nya naik 5 poin di polling pasca-vonis, tapi oposisi seperti Progressive Slovakia tuntut investigasi independen soal kegagalan keamanan. Dampaknya luas: Pemilu Eropa 2026 jadi taruhan, dengan Fico janji “perlindungan total” untuk pejabat—tapi kritik bilang itu alasan sensor.
Internasional, UE puji vonis sebagai “kemenangan hukum”, tapi AS—sekutu Fico—tekan Slovakia jaga demokrasi. Rusia, yang Fico dukung, sebut Cintula “barat bayaran”, picu tuduhan campur tangan. Respons global: Amnesty International soroti hak Cintula yang terbatas, sementara OSCE pantau sidang untuk cegah bias. Dampaknya ke kawasan: Negara Eropa Timur seperti Hungaria dan Polandia tingkatkan keamanan pejabat, khawatir efek domino. Vonis ini jadi cermin: Di Slovakia yang polar, keadilan bisa jadi senjata politik.
Kesimpulan
Vonis 21 tahun untuk Juraj Cintula atas penembakan PM Robert Fico adalah akhir dari babak gelap, tapi awal cerita baru di Slovakia. Dari kronologi brutal di Handlova, proses hukum kontroversial, hingga dampak politik yang luas, kejadian ini ingatkan betapa kekerasan bisa guncang fondasi demokrasi. Fico selamat dan lebih kuat, tapi negara ini butuh rekonsiliasi—bukan pembalasan. Dengan UE pantau ketat, Slovakia punya peluang ubah narasi: Dari korban ekstremisme jadi contoh ketangguhan. Saat Cintula masuk penjara, rakyat Slovakia tunggu langkah Fico selanjutnya—karena di Eropa Timur, damai tak datang sendirian.