Sushila Karki Menjadi PM Sementara Nepal. Pada 12 September 2025, Nepal mencatat sejarah baru dengan pengangkatan Sushila Karki sebagai Perdana Menteri (PM) sementara, menjadikannya wanita pertama yang memimpin pemerintahan negara Himalaya tersebut. Pengangkatan ini terjadi setelah protes besar-besaran yang dipimpin oleh Generasi Z mengguncang Kathmandu, memaksa mantan PM KP Sharma Oli mengundurkan diri. Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, dipercaya untuk memimpin pemerintahan transisi hingga pemilu digelar pada 5 Maret 2026. Langkah ini tidak hanya menandai perubahan politik signifikan, tetapi juga menyoroti peran penting perempuan dalam politik Nepal. Siapa sebenarnya Sushila Karki, apa itu PM sementara, dan mengapa ia dipilih untuk jabatan ini? Artikel ini akan mengulas peristiwa bersejarah ini secara ringkas dan jelas. BERITA TOGEL
Siapa Itu Sushila Karki
Sushila Karki, lahir pada 7 Juni 1952 di Biratnagar, Nepal, adalah seorang yuris, penulis, dan kini politikus yang dikenal karena integritasnya. Ia adalah anak sulung dari tujuh bersaudara dalam keluarga Chhetri yang sederhana. Karki menempuh pendidikan sarjana seni di Mahendra Morang Campus pada 1972, kemudian meraih gelar magister ilmu politik dari Banaras Hindu University, India, pada 1975, dan gelar sarjana hukum dari Universitas Tribhuvan pada 1978. Karir hukumnya dimulai sebagai advokat di Biratnagar pada 1979, sebelum menjadi hakim ad-hoc Mahkamah Agung pada 2009 dan hakim tetap pada 2010. Karki mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang menjabat Ketua Mahkamah Agung Nepal dari Juli 2016 hingga Juni 2017. Selama masa jabatannya, ia dikenal karena pendekatan tegas terhadap korupsi, termasuk memenjarakan menteri aktif, Jaya Prakash Gupta, atas kasus korupsi. Meski sempat menghadapi mosi impeachment pada 2017, yang kemudian ditarik karena tekanan publik, reputasinya sebagai hakim yang jujur dan berani menjadikannya sosok dihormati.
Apa Itu PM Sementara
Perdana Menteri sementara adalah kepala pemerintahan yang ditunjuk untuk memimpin negara dalam periode transisi, biasanya setelah krisis politik atau pengunduran diri pemerintah sebelumnya. Di Nepal, PM sementara bertugas menjaga stabilitas, menjalankan fungsi pemerintahan sehari-hari, dan mempersiapkan pemilu untuk membentuk pemerintahan baru. Jabatan ini bersifat sementara dan tidak memiliki mandat penuh seperti PM terpilih. Dalam kasus Karki, ia diangkat oleh Presiden Ram Chandra Poudel untuk memimpin kabinet interim setelah pengunduran diri KP Sharma Oli. Tugas utamanya adalah mengembalikan ketertiban setelah protes, menyelidiki kekerasan yang menewaskan lebih dari 50 orang, dan memastikan pemilu berjalan adil pada Maret 2026. Sebagai PM sementara, Karki juga harus membentuk kabinet dalam beberapa hari untuk menangani isu-isu mendesak seperti rekonstruksi gedung parlemen yang rusak akibat protes.
Apa yang Membuatnya Menjadi PM Sementara Nepal
Pengangkatan Sushila Karki sebagai PM sementara dipicu oleh protes besar-besaran Generasi Z yang dimulai sebagai respons terhadap larangan media sosial dan berkembang menjadi gerakan anti-korupsi. Protes ini, yang mencapai puncaknya pada 8-9 September 2025, menyebabkan pengunduran diri Oli setelah kerusuhan yang merusak gedung parlemen dan kantor pemerintah. Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar berusia di bawah 28 tahun, menuntut pemimpin yang netral dan bebas dari afiliasi politik. Karki dipilih melalui diskusi virtual yang diadakan melalui platform Discord, mengalahkan kandidat lain seperti Wali Kota Kathmandu Balendra Shah dan mantan kepala otoritas listrik Kulman Ghising. Reputasinya sebagai hakim yang anti-korupsi dan tidak terikat partai politik membuatnya menjadi pilihan ideal. Dukungan dari pemimpin Gen Z dan mediasi Kepala Angkatan Darat Ashok Raj Sigdel memastikan pengangkatannya oleh Presiden Poudel. Karki juga mendapat dukungan dari India, dengan PM Narendra Modi menyampaikan harapan untuk stabilitas di Nepal.
Kesimpulan: Sushila Karki Menjadi PM Sementara Nepal
Pengangkatan Sushila Karki sebagai Perdana Menteri sementara Nepal pada 12 September 2025 adalah momen bersejarah, menandai wanita pertama yang memimpin pemerintahan negara tersebut. Dengan latar belakang sebagai hakim yang tegas dan anti-korupsi, Karki menjadi simbol harapan bagi rakyat Nepal yang mendambakan perubahan setelah protes besar-besaran. Sebagai PM sementara, ia menghadapi tantangan besar, mulai dari menstabilkan situasi politik hingga mempersiapkan pemilu yang adil. Keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan untuk menyatukan berbagai pihak dan menjaga kepercayaan publik, terutama generasi muda. Langkah ini juga menunjukkan bahwa Nepal siap memasuki era baru dengan kepemimpinan yang inklusif dan transparan, sekaligus menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia untuk mengambil peran penting dalam politik.