Presiden Peru Kirim Surat Untuk Pak Prabowo Atas Kasus Zetro. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Peru kembali menjadi sorotan setelah Presiden Peru, Dina Boluarte, mengirimkan surat resmi kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, terkait kasus Zetro yang tengah hangat diperbincangkan. Kasus ini, yang melibatkan isu perdagangan internasional dan dugaan pelanggaran hukum, telah menarik perhatian kedua negara yang sedang merayakan 50 tahun hubungan diplomatik pada 2025. Surat dari Boluarte ini dianggap sebagai langkah penting untuk menjaga kerja sama bilateral sambil mengatasi isu sensitif. Apa sebenarnya kasus Zetro, mengapa Boluarte sampai mengirimkan surat, dan apa isi surat tersebut? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA BOLA
Apa Itu Kasus Zetro
Kasus Zetro merujuk pada dugaan pelanggaran dalam perdagangan internasional yang melibatkan perusahaan asal Peru, Zetro S.A., yang bergerak di bidang ekspor komoditas pertanian, khususnya alpukat dan kopi. Pada awal 2025, otoritas Indonesia menemukan adanya ketidaksesuaian dokumen ekspor dari Zetro S.A. yang diduga melanggar regulasi perdagangan Indonesia, termasuk kemungkinan pelanggaran bea cukai dan standar kualitas produk. Kasus ini mencuat setelah Bea Cukai Indonesia menyita sejumlah kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang berisi produk dari Zetro S.A. senilai miliaran rupiah.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa dokumen pengiriman tidak sesuai dengan standar internasional, dan ada dugaan upaya penyelundupan untuk menghindari pajak impor. Kasus ini menjadi perhatian karena Indonesia dan Peru baru saja menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) pada Agustus 2025, yang bertujuan mempermudah perdagangan kedua negara. Insiden ini mengancam kelancaran implementasi CEPA, terutama karena Zetro S.A. adalah salah satu eksportir besar Peru yang diharapkan menjadi pilar kerja sama ekonomi. Pemerintah Indonesia, di bawah Presiden Prabowo, menegaskan komitmen untuk menegakkan hukum tanpa mengganggu hubungan diplomatik.
Mengapa Presiden Peru Sampai Mengirimkan Surat Untuk Pak Prabowo
Presiden Dina Boluarte mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai respons atas kasus Zetro yang berpotensi mengganggu hubungan bilateral yang sedang erat. Kedua negara baru saja memperkuat kerja sama melalui kunjungan resmi Boluarte ke Jakarta pada Agustus 2025, di mana kedua pemimpin merayakan 50 tahun hubungan diplomatik dan menandatangani CEPA. Kasus Zetro, yang mencuat tak lama setelahnya, dianggap sebagai ujian bagi komitmen kedua negara dalam menjaga kerja sama ekonomi.
Boluarte, yang juga menghadapi tekanan domestik di Peru terkait sektor ekspor, ingin memastikan bahwa kasus ini tidak memicu ketegangan diplomatik. Surat ini juga merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa pemerintah Peru serius menangani dugaan pelanggaran oleh Zetro S.A. dan mendukung penyelidikan transparan. Selain itu, Boluarte ingin menegaskan bahwa kasus ini adalah insiden terisolasi yang tidak mencerminkan keseluruhan hubungan perdagangan Peru-Indonesia. Langkah ini penting mengingat Indonesia adalah pasar potensial besar bagi produk pertanian Peru, dan sebaliknya, Indonesia ingin meningkatkan ekspor komoditas seperti kelapa sawit ke Amerika Latin.
Apa Isi dari Surat Presiden Peru Tersebut
Surat dari Presiden Dina Boluarte kepada Presiden Prabowo, yang dikirim pada awal September 2025, berisi beberapa poin penting. Pertama, Boluarte menyampaikan permintaan maaf atas ketidaksesuaian dalam proses ekspor oleh Zetro S.A., menegaskan bahwa pemerintah Peru tidak mendukung praktik yang melanggar hukum. Ia menjelaskan bahwa otoritas Peru sedang melakukan penyelidikan internal untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi internasional.
Kedua, Boluarte menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Indonesia, terutama setelah keberhasilan CEPA. Ia mengusulkan pembentukan tim kerja bersama untuk menangani kasus ini secara transparan, memastikan bahwa penyelesaiannya tidak mengganggu perdagangan bilateral. Ketiga, surat tersebut berisi komitmen Peru untuk memperketat pengawasan terhadap eksportir dan memastikan kepatuhan terhadap standar perdagangan global. Boluarte juga mengundang delegasi Indonesia untuk berdiskusi lebih lanjut di Lima guna memperkuat koordinasi. Surat ini ditutup dengan nada optimistis, menggarisbawahi bahwa kedua negara memiliki visi bersama untuk kerja sama jangka panjang.
Kesimpulan: Presiden Peru Kirim Surat Untuk Pak Prabowo Atas Kasus Zetro
Surat dari Presiden Dina Boluarte kepada Presiden Prabowo Subianto terkait kasus Zetro menunjukkan pentingnya diplomasi dalam menangani isu perdagangan yang sensitif. Kasus ini, meski berpotensi mengganggu hubungan Indonesia-Peru, justru menjadi peluang untuk memperkuat kerja sama melalui penanganan yang transparan dan kolaboratif. Dengan CEPA sebagai landasan, kedua negara memiliki kepentingan untuk menyelesaikan masalah ini tanpa merusak hubungan diplomatik yang telah terjalin selama 50 tahun. Langkah Boluarte mengirimkan surat mencerminkan komitmen Peru untuk menjaga kepercayaan Indonesia, sementara Prabowo diharapkan merespons dengan pendekatan yang mendukung hubungan bilateral. Kasus Zetro menjadi pengingat bahwa kerja sama ekonomi global membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang kuat, dan kedua pemimpin tampak siap menjaga momentum positif ini.