Trump Pecat 8 Hakim Imigrasi di New York!. Pada 1 Desember 2025, pemerintahan Presiden Donald Trump memicu gelombang protes nasional setelah memecat delapan hakim imigrasi di New York City. Pemecatan ini, yang terjadi di pengadilan imigrasi 26 Federal Plaza—salah satu pusat pengadilan tersibuk di AS—langsung disebut sebagai “pembantaian Senin sore” oleh para hakim yang terdampak. Langkah ini bagian dari upaya nasional untuk “membersihkan” sistem pengadilan imigrasi, di mana sekitar 90 hakim sudah dipecat sepanjang tahun ini. Di tengah janji Trump untuk mempercepat deportasi massal, pemecatan ini menarget hakim yang dianggap terlalu “lunak” terhadap kasus asilum. Pengadilan di Manhattan, yang menangani ribuan kasus imigran setiap bulan, kini ditinggalkan dengan staf tipis, di mana agen ICE sering menangkap imigran tepat setelah sidang. Reaksi dari serikat hakim dan aktivis hak sipil langsung meledak, soroti dampaknya terhadap keadilan dan backlog kasus yang sudah mencapai 3,7 juta. INFO CASINO
Pemecatan Massal: Delapan Hakim di 26 Federal Plaza: Trump Pecat 8 Hakim Imigrasi di New York!
Pemecatan itu diumumkan melalui email mendadak dari Departemen Kehakiman pada Senin siang, mengejutkan para hakim yang sedang menangani kasus. Delapan orang ini bekerja di 26 Federal Plaza, gedung federal di Manhattan yang jadi pusat pengadilan imigrasi New York. Di antara mereka, Amiena A. Khan, asisten kepala hakim imigrasi yang mengawasi rekan-rekannya, juga terkena. Nama tujuh hakim lain belum dirilis secara resmi, tapi serikat National Association of Immigration Judges konfirmasi bahwa pemecatan ini tanpa pemberitahuan panjang atau proses banding.
Ini bukan insiden terisolasi; sejak Januari 2025, sekitar 98 hakim imigrasi nasional dipecat, termasuk 12 asisten kepala hakim. Di New York saja, enam hakim sudah dipecat sebelumnya tahun ini. Hakim Olivia Cassin, yang dipecat November lalu dari pengadilan lain di kota itu, sebut pengadilan “sudah hancur lebur.” Pemecatan ini datang di tengah tuduhan bahwa hakim-hakim ini punya tingkat persetujuan asilum tinggi, meski mereka klaim selalu ikuti aturan hukum. Departemen Kehakiman tak beri komentar langsung, tapi sumber internal sebut ini bagian dari “reformasi efisiensi” untuk percepat deportasi.
Alasan Pemerintah: Reformasi untuk Percepat Deportasi: Trump Pecat 8 Hakim Imigrasi di New York!
Pemerintahan Trump sebut pemecatan ini langkah tegas untuk benahi sistem pengadilan imigrasi yang “bocor.” Dengan backlog 3,7 juta kasus—di mana rata-rata hakim tangani ratusan kasus per tahun—pemerintah klaim hakim lama terlalu lambat dan lunak. Trump, dalam pidato kampanye akhir pekan lalu, bilang pengadilan imigrasi “penuh hakim liberal yang lindungi penjahat.” Ini selaras dengan rencana eksekutif baru yang longgarkan syarat hakim sementara, izinkan hingga 600 jaksa militer jadi hakim imigrasi sementara.
Di New York, pemecatan ini dukung operasi ICE yang intensif: agen federal sering tunggu di luar ruang sidang untuk tangkap imigran pasca-putusan. Sejak September, video viral tunjukkan agen ICE dorong wanita di depan 26 Federal Plaza, picu investigasi. Pemerintah sebut hakim yang dipecat sering beri “waktu sama rata” untuk kedua pihak, yang dianggap tak efisien di era deportasi massal. Tapi kritikus bilang ini upaya politik untuk ganti hakim independen dengan yang lebih patuh.
Dampak pada Pengadilan: Backlog Makin Parah dan Ketakutan Hakim
Pemecatan ini lumpuhkan pengadilan New York, di mana 34 hakim awalnya tangani ribuan kasus bulanan. Kini, staf tinggal separuh, bikin backlog tambah parah—waktu tunggu kasus bisa sampe bertahun-tahun. Hakim Carmen Maria Rey Caldas, yang dipecat Agustus karena kritiknya terhadap ICE di masa Trump pertama, sebut rekan-rekannya “sekarang spekulasi siapa selanjutnya.” Ia, imigran Spanyol yang jadi warga AS sejak usia 11, tuntut diskriminasi di pengadilan federal.
Serikat hakim khawatir ini rusak imparsialitas: hakim takut dipecat jika beri putusan pro-imigran, picu bias pro-pemerintah. Di 26 Federal Plaza, yang jadi “ground zero” operasi ICE, imigran kini ragu hadir sidang karena takut ditangkap. Aktivis seperti Zohra Ahmed dari Asian Americans Advancing Justice sebut ini “serangan terhadap keadilan,” di mana hakim yang independen diganti yang patuh. Secara nasional, 600-700 hakim tersisa, tapi pemecatan ini tambah tekanan di tengah krisis imigrasi.
Kesimpulan
Pemecatan delapan hakim imigrasi di New York oleh pemerintahan Trump jadi pukulan telak bagi sistem keadilan, percepat deportasi tapi ancam imparsialitas dan tambah backlog 3,7 juta kasus. Dari alasan reformasi hingga dampak ketakutan hakim dan imigran, langkah ini soroti ketegangan politik imigrasi di akhir 2025. Hingga Desember ini, tuntutan hukum seperti yang diajukan Rey Caldas bakal uji legalitasnya—apakah ini efisiensi atau pembalasan. Pengadilan 26 Federal Plaza tunggu ganti rugi, tapi New York tetap jadi medan perang imigrasi. Trump lanjut janji deportasi massal, tapi harga keadilan makin mahal.