Trump Menghina dan Mengolok-olok Warga Somalia di AS. Presiden Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan serangan verbal pedas terhadap warga Somalia di Amerika Serikat. Pada Selasa, 2 Desember 2025, selama rapat kabinet di Gedung Putih, Trump menyebut imigran Somalia sebagai “sampah” dan menyarankan mereka “kembali ke negara asal” untuk “memperbaikinya”. Komentar ini datang di tengah kampanye imigrasi ketat pemerintahannya, yang menargetkan komunitas Somalia di Minnesota – negara bagian dengan populasi Somalia terbesar di AS, sekitar 80.000 jiwa. Trump juga mengolok-olok Kongres Ilhan Omar, anggota DPR dari Minnesota yang lahir di Somalia, menyebutnya “sampah” dan tak layak jadi anggota Kongres. Pernyataan ini langsung menuai kecaman luas dari pejabat lokal, aktivis, dan bahkan Perdana Menteri Somalia, yang memilih diam untuk hindari eskalasi. Di tengah penyelidikan penipuan bantuan sosial di Minnesota, komentar Trump dilihat sebagai upaya politik untuk memanfaatkan isu sensitif. INFO CASINO
Detail Komentar Trump dan Konteksnya: Trump Menghina dan Mengolok-olok Warga Somalia di AS
Rapat kabinet yang seharusnya bahas isu domestik berubah jadi tirade xenofobia saat Trump beralih ke topik imigrasi. “Somalia itu hampir bukan negara. Mereka cuma saling bunuh. Tak ada struktur apa-apa. Saya tak mau mereka di negara kita,” katanya, sambil menambahkan Somalia “berbau busuk” dan warganya “tak berkontribusi apa-apa selain mengeluh”. Trump spesifik soroti Minnesota sebagai “lubang neraka” karena dugaan penipuan bantuan sosial oleh warga Somalia, yang katanya curi miliaran dolar dari program COVID-19. Ini sejalan dengan kebijakan barunya: menghentikan semua aplikasi imigrasi dari 19 negara non-Eropa, termasuk Somalia, dengan alasan keamanan nasional. Trump juga serang Omar: “Dia sampah. Seharusnya tak boleh jadi kongreswoman.” Komentar ini direkam dan langsung viral, dengan Wakil Presiden JD Vance terlihat menepuk meja mendukung. Ini bukan pertama; Trump punya sejarah hina orang Afrika, termasuk sebut negara Afrika sebagai “lubang kotor” pada 2018.
Respons dari Komunitas dan Pejabat Lokal: Trump Menghina dan Mengolok-olok Warga Somalia di AS
Komunitas Somalia di Minnesota langsung bereaksi. Wali Kota Minneapolis Jacob Frey sebut komentar Trump “rasis, Islamofobia, dan xenofobia”, tambah: “Warga Somalia Amerika adalah Amerika. Negara mereka adalah Amerika.” CAIR (Council on American-Islamic Relations) di Washington bilang ini “penghinaan terhadap semua imigran”, soroti bahwa 73 persen warga Somalia di AS sudah warga negara alami. Aktivis lokal seperti Imraan Siddiqi sebut ini “serangan terhadap warga yang bangun komunitas dari nol”. Di Mogadishu, Perdana Menteri Somalia Hamza Abdi Barre pilih diam: “Lebih baik abaikan daripada buat kata-katanya jadi isu. Trump hina banyak negara, termasuk Nigeria dan Afrika Selatan.” Omar sendiri respons tegas di X: “Pesan Trump soal kebencian tak akan berhasil. Warga Somalia Amerika di sini untuk tinggal.” Wali Kota St. Paul Melvin Carter sebut ini “anti-Amerika”, soroti kontribusi warga Somalia di bidang kesehatan dan bisnis.
Implikasi Kebijakan Imigrasi dan Politik
Komentar Trump datang pasca-penembakan dua tentara National Guard di Washington akhir pekan lalu, yang pelakunya dari Afghanistan – Trump manfaatkan untuk luaskan serangan ke imigran dari “negara dunia ketiga”. Administrasinya sudah cabut Temporary Protected Status (TPS) untuk Somalia di Minnesota, klaim negara itu “pusat pencucian uang penipuan”. Penyelidikan DOJ ungkap penipuan bantuan sosial senilai $1 miliar oleh beberapa warga Somalia, tapi jaksa tekankan ini kasus individu, bukan komunitas. Implikasinya: operasi ICE di Minneapolis tingkatkan penangkapan, dengan Frey khawatir “pelanggaran due process dan penahanan warga AS karena tampang Somalia”. Secara politik, ini strategi Trump buat basis pemilihnya jelang pemilu tengah periode 2026, tapi risikonya tinggi: survei Gallup tunjukkan dukungan imigrasi legal naik 10 persen tahun ini.
Kesimpulan
Serangan Trump terhadap warga Somalia di AS adalah contoh klasik xenofobia yang memanfaatkan isu penipuan untuk politik. Dari hina “sampah” hingga serang Omar, komentar ini picu kecaman luas dan soroti ketegangan imigrasi. Komunitas Somalia tunjukkan ketangguhan, sementara pemerintah lokal tuntut keadilan. Di AS yang multikultural, kata-kata seperti ini bisa pecah belah, tapi juga ingatkan pentingnya solidaritas. Trump mungkin dapat aplaus dari basisnya, tapi sejarah tunjukkan kebencian tak bertahan lama. Warga Somalia Amerika tetap bangun negara ini – dan itu yang terpenting.