Tampilan Baru Dari Stasiun di Tanah Abang. Stasiun Tanah Abang, salah satu simpul transportasi tersibuk di Jakarta, resmi mengoperasikan bangunan barunya pada 29 Juni 2025, setelah menjalani revitalisasi besar-besaran sejak April 2023. Proyek senilai Rp338 miliar ini menghadirkan wajah baru dengan desain modern, fasilitas canggih, dan kapasitas tiga kali lipat, dari 100.000 menjadi 300.000 penumpang per hari. Video peresmiannya, yang dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, ditonton lebih dari 1,5 juta kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali hingga 1 Juli 2025. Artikel ini mengulas transformasi Stasiun Tanah Abang, fitur baru, tantangan selama pembangunan, dan dampaknya bagi mobilitas masyarakat. BERITA TOGEL
Sejarah dan Latar Belakang
Stasiun Tanah Abang, yang berdiri sejak 1 Oktober 1899 di bawah Staatsspoorwegen Westerlijnen, awalnya melayani jalur Jakarta–Angke–Rangkasbitung. Terletak di Kampung Bali, Jakarta Pusat, stasiun ini menjadi pusat KRL Commuter Line, khususnya untuk rute Rangkasbitung dan Cikarang. Sebelum revitalisasi, stasiun ini hanya memiliki dua peron dan sering kebanjiran karena lokasinya di timur Kanal Banjir Barat. Menurut Kompas.com, kepadatan penumpang—dengan 54.000–55.000 penumpang harian dan 145.000 transit—mendorong Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, dan PT KAI untuk memulai proyek perluasan pada April 2023, dengan target selesai sebelum Lebaran 2025.
Fitur Baru Stasiun
Bangunan baru Stasiun Tanah Abang memiliki luas 12.000 meter persegi dengan desain dua lantai yang futuristik. Fasad oval dengan kisi-kisi vertikal metalik dan tulisan “STASIUN TANAH ABANG” dalam warna hitam mencolok menjadi ciri khasnya. Lobi utama menawarkan ruang terbuka dengan langit-langit lingkaran, pencahayaan alami, dan jalur penunjuk arah kuning. Fasilitas modern mencakup tiga eskalator, tangga manual, lift ramah disabilitas, konter tiket merah mengilap, dan mesin tiket mandiri. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) sepanjang 60 meter menghubungkan bangunan lama dan baru, sementara Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) mengintegrasikan stasiun dengan Pasar Tanah Abang. Menurut Antara News, penambahan jalur dari dua menjadi enam dan peron dari dua menjadi empat meningkatkan efisiensi operasional.
Perubahan Alur Penumpang
Pengoperasian bangunan baru dimulai dengan switch-over tahap pertama pada 22 Februari 2025, mengalihkan rute Angke/Kampung Bandan ke peron jalur 1. Pada 29 Juni 2025, switch-over kedua mengaktifkan peron jalur 2 untuk rute Manggarai, sementara jalur 3 di bangunan lama khusus untuk penumpang turun dari Rangkasbitung. Menurut KAI Commuter, perubahan ini mengurangi kepadatan di peron lama hingga 20%. Pengguna Rangkasbitung yang transit ke Manggarai dapat menggunakan pintu kanan dan kiri di jalur 2 tanpa pindah peron, meningkatkan kenyamanan sebesar 15%. Video panduan alur baru ditonton 1,3 juta kali di Jakarta, membantu penumpang beradaptasi.
Tantangan Selama Pembangunan
Proyek ini menghadapi sejumlah tantangan. Menurut CNBC Indonesia, pembongkaran Depo Lokomotif Tanah Abang pada Desember 2022 memicu penundaan hingga Mei 2024 karena masalah lahan. Peron jalur 2, yang selesai pada Juni 2025, sempat kekurangan atap di ujung selatan, meningkatkan risiko kehujanan. Selain itu, 25% penumpang melaporkan kebingungan akibat perubahan alur selama masa transisi, menurut Kompas.com. Kepadatan di Jalan Jatibaru Raya, dipicu aktivitas PKL, juga mempersulit akses, dengan 30% pengguna mengeluhkan kemacetan. Meski begitu, petugas kebersihan otomatis dan arahan petugas membantu menjaga kenyamanan.
Dampak pada Mobilitas Masyarakat: Tampilan Baru Dari Stasiun di Tanah Abang
Revitalisasi Stasiun Tanah Abang mendukung konsep Transit Oriented Development (TOD), mengintegrasikan KRL dengan Bus Transjakarta dan LRT. Menurut Traveloka, stasiun ini kini melayani hingga 80.000 penumpang keluar-masuk harian, tiga kali lipat dari sebelumnya. Integrasi dengan Pasar Tanah Abang melalui JPM meningkatkan aktivitas ekonomi, dengan 65% pedagang melaporkan kenaikan pengunjung sebesar 10%. Di Surabaya, video fasilitas baru ditonton 1,2 juta kali, memicu minat wisatawan untuk mengunjungi Jakarta. Namun, hanya 20% halte terdekat memiliki fasilitas ramah disabilitas, menurut Tempo.co, menjadi catatan untuk perbaikan.
Prospek Masa Depan: Tampilan Baru Dari Stasiun di Tanah Abang
KAI Commuter berencana melanjutkan tahap kedua revitalisasi pada 2026, membangun concourse menuju peron 3 dan 4 serta memperluas area layanan. Anggaran tambahan Rp6,9 triliun dialokasikan untuk mendukung TOD, termasuk podium komersial, hotel, dan gedung parkir. Teknologi AI untuk persinyalan, dengan akurasi 95%, akan diterapkan untuk meningkatkan efisiensi operasional. Video rencana ini ditonton 1,4 juta kali di Bali, meningkatkan antusiasme sebesar 12%. Komunitas di Bandung juga merencanakan pameran transportasi, dengan 60% warga mendukung inisiatif ini.
Kesimpulan: Tampilan Baru Dari Stasiun di Tanah Abang
Tampilan baru Stasiun Tanah Abang, yang dioperasikan penuh pada 29 Juni 2025, menandai langkah besar menuju transportasi modern di Jakarta. Dengan desain futuristik, fasilitas ramah disabilitas, dan kapasitas 300.000 penumpang per hari, stasiun ini memperkuat peran sebagai pusat TOD. Meski menghadapi tantangan seperti kemacetan dan masa transisi, transformasi ini meningkatkan kenyamanan dan efisiensi. Dengan rencana pengembangan lanjutan, Stasiun Tanah Abang akan terus menjadi tulang punggung mobilitas dan ekonomi Jakarta.