Polisi Ikut Pemakaman Massal 24 Jenazah di Sumatra Barat

Polisi Ikut Pemakaman Massal 24 Jenazah di Sumatra Barat. Pemakaman massal 24 jenazah korban bencana banjir bandang di Sumatra Barat berlangsung penuh duka pada Rabu, 10 Desember 2025, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bungus, Padang. Prosesi ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Polda Sumbar, dengan polisi ikut aktif mengawal dari awal hingga akhir. Jenazah-jenazah yang belum teridentifikasi ini berasal dari berbagai wilayah terdampak seperti Kabupaten Agam dan Padang Pariaman, yang porak-poranda akibat banjir bandang sejak akhir November. Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta bertindak sebagai imam salat jenazah di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, tunjukkan solidaritas aparat. Sekda Provinsi Sumbar Arry Yuswandi sebut pemakaman ini bentuk penghormatan akhir bagi korban yang tak dikenal, di tengah duka masyarakat yang masih berjuang pulih. INFO SLOT

Latar Belakang Bencana dan Jenazah Tak Teridentifikasi: Polisi Ikut Pemakaman Massal 24 Jenazah di Sumatra Barat

Banjir bandang melanda Sumatra Barat sejak 28 November 2025, terutama di Agam, Padang Pariaman, dan Padang Panjang, akibat hujan deras yang picu longsor dan luapan sungai. Bencana ini tewaskan puluhan orang, hancurkan ratusan rumah, dan usir ribuan warga. Dari 48 jenazah yang ditemukan, 24 di antaranya tak berhasil diidentifikasi meski upaya Dinas Forensik Identitas (DVI) Polri maksimal. Jenazah disimpan di Rumah Sakit Bhayangkara Padang sejak awal Desember, tapi waktu penyimpanan terbatas jadi alasan pemakaman massal. Rapat gabungan Dinas Sosial Sumbar, BPBD, Dinas Kesehatan, dan Polda Sumbar putuskan prosesi ini untuk hormati korban sekaligus ringankan beban keluarga yang masih cari anggota hilang. Arry Yuswandi bilang, “Ini sunnah, dan kami undang masyarakat ikut salatkan sebagai amal jariyah.”

Prosesi Pemakaman yang Penuh Solidaritas: Polisi Ikut Pemakaman Massal 24 Jenazah di Sumatra Barat

Prosesi dimulai pukul 12.30 WIB di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, dihadiri ratusan orang termasuk Forkopimda Sumbar, ASN, TNI, Polri, dan warga umum. Jenazah dilepas resmi dari RS Bhayangkara, dibawa ke masjid dengan iringan petugas. Irjen Gatot Tri Suryanta pimpin salat jenazah, dibantu Ustadz Rahimul Amin yang bacakan doa. Suasana haru: keluarga korban yang hadir menangis, sementara polisi berdiri tegak hormati. Setelah itu, konvoi jenazah ke TPU Bungus, di mana petugas polisi kawal pemindahan peti ke liang lahat. Pemakaman massal dilakukan secara Islami, dengan tiang kayu tanda makam sementara untuk kemungkinan identifikasi lanjut. Polda Sumbar libatkan 100 personel untuk amankan prosesi, tunjukkan komitmen aparat di sisi rakyat duka.

Peran Polisi dalam Penyelenggaraan dan Solidaritas

Polisi tak cuma kawal, tapi jadi bagian inti penyelenggaraan. Polda Sumbar tangani DVI sejak awal bencana, identifikasi jenazah via DNA dan sidik jari, meski gagal untuk 24 ini. Irjen Gatot sebut partisipasi polisi sebagai “solidaritas institusi,” dengan Kapolda imamkan salat untuk doakan ampunan bagi korban. Kabid Humas Polda, Kombes Susmelawati Rosya, bilang ini bentuk kepedulian Polri ke masyarakat berduka. Polisi juga bantu evakuasi jenazah dari lokasi longsor, seperti di Lambung Bukik, Agam, dan koordinasi dengan TNI untuk distribusi bantuan. Kehadiran mereka di pemakaman massal tak hanya tugas, tapi simbol kebersamaan—seperti saat Gatot doakan korban diampuni dosa dan amal ibadah diterima. Ini perkuat citra Polri sebagai pelindung, di tengah upaya pulihkan Sumbar.

Dampak Bencana dan Upaya Pemulihan

Bencana ini tinggalkan luka dalam: 48 korban tewas, 200 luka, dan ribuan pengungsi. Akses jalan rusak parah, sekolah tutup, dan ekonomi lokal lumpuh—kerugian capai Rp 1 triliun. Pemprov Sumbar perpanjang status tanggap darurat hingga 22 Desember untuk maksimalkan bantuan. TNI dan Polri kerahkan 500 personel untuk bangun posko dan distribusi logistik, sementara relawan seperti PMI bantu identifikasi. Pemakaman massal ini tutup babak pencarian jenazah, tapi keluarga masih harap DNA test lanjut. Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sebut sinergi semua pihak kunci pulih cepat: “Mari bahu membahu, agar anak-anak bisa sekolah lagi.” Bencana ini ingatkan kerentanan daerah pegunungan, dan dorong regulasi mitigasi lebih ketat.

Kesimpulan

Pemakaman massal 24 jenazah di TPU Bungus jadi momen haru yang tunjukkan solidaritas Sumbar, dengan polisi ikut penuh dari salat hingga penguburan. Dari prosesi di Masjid Raya hingga doa Kapolda, ini simbol kebersamaan di tengah duka. Bencana banjir bandang tinggalkan luka, tapi upaya pemulihan sinergi Pemprov, Polda, dan masyarakat beri harapan. Sumbar bangkit pelan, tapi pasti—semoga korban husnul khotimah, dan warga cepat normal. Tragedi ini pelajaran: persiapan bencana tak boleh lengah, agar tak ada lagi pemakaman massal di masa depan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *