Polda Riau Masih Mencari Keberadaan Ipda Angga. Pencarian Ipda Angga Mufajar, anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau, memasuki hari ke-11 tanpa hasil pasti. Polisi terus gali setiap sudut di wilayah bencana Sumatera Barat, di mana Ipda Angga hilang terseret banjir bandang dan longsor di Jembatan Kembar, Padang Panjang, sejak 27 November 2025. Kejadian tragis ini bukan hanya kehilangan personel, tapi juga pukulan bagi keluarga dan rekan yang tak henti berharap. Wakapolda Riau Brigjen Adrianto Jossy Kusumo pimpin tim gabungan untuk perluas operasi, termasuk penyisiran Sungai Batang Anai hingga muara Padang. Di tengah hujan deras yang masih mengguyur, upaya ini jadi simbol dedikasi Polri terhadap anggotanya—Ipda Angga hilang saat bertugas, bukan urusan pribadi. Keluarga, yang turun tangan sejak hari pertama, tetap optimis meski lelah. INFO SLOT
Kronologi Hilangnya Ipda Angga: Polda Riau Masih Mencari Keberadaan Ipda Angga
Ipda Angga Mufajar, 36 tahun, berangkat ke Sumatera Barat pada 26 November 2025 bersama Brigpol Tri Irwansyah dan sopir, menggunakan mobil Toyota Innova hitam bernomor BM 1370 AAJ. Tujuan: periksa narapidana di Lapas Padang. Saat melintas Jembatan Kembar Padang Panjang keesokan harinya, banjir bandang dan longsor menerjang. Ipda Angga sempat laporkan longsor ke atasan via telepon—itupun komunikasi terakhir. Brigpol Tri ditemukan meninggal dua hari kemudian, dikubur di Pekanbaru pada 29 November. Sopir juga hilang, sementara Ipda Angga lenyap tanpa jejak. Keluarga, dipimpin kakak kandung Popy Rahmadini, langsung ke lokasi dan ikut susuri sungai selama tiga hari awal. “Kami sudah susuri 200 kilometer, tapi belum ada tanda,” cerita Popy, yang minta tambah personel ke Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan.
Upaya Pencarian yang Diperluas: Polda Riau Masih Mencari Keberadaan Ipda Angga
Polda Riau tak tinggal diam. Sejak 30 November, mereka kerahkan 290 personel lintas provinsi untuk bantuan kemanusiaan sekaligus fokus cari Ipda Angga. Tim gabungan melibatkan Ditreskrimum Polda Riau, Reskrim Polres Kampar dan Polres Padang Panjang, warga lokal sebagai pemandu medan, serta relawan Mapala Sumbar yang paham alur sungai. Pada 2 Desember, Kabid Humas Kombes Anom Karibianto umumkan perluas cakupan: dari Jembatan Kembar hingga muara Sungai Batang Anai, termasuk Jalan Lintas Padang Panjang-Bukittinggi. Wakapolda Adrianto Jossy Kusumo dan Dirkrimum Kombes Asep Dermawan turun langsung 6 Desember, dampingi keluarga di lokasi. “Operasi lanjut selama tanggap darurat, sesuaikan dinamika lapangan,” tegas Anom. Basarnas Padang Panjang juga bantu dengan drone dan perahu karet, meski cuaca buruk hambat visibilitas.
Dukungan Keluarga dan Rekan
Keluarga Ipda Angga tak menyerah. Popy dan empat kerabat lain ikut operasi sejak hari pertama, meski fisik lelah. “Ini tugas kedinasan, Pak Kapolda tolong atensi,” pinta Popy via telepon ke media. Istri Ipda Angga, yang enggan bicara, tetap di Pekanbaru sambil doakan suami. Rekan di Ditreskrimum gelar doa bersama setiap Jumat, sambil kirim tim rotasi ke Sumbar. Kapolda Herry Heryawan konfirmasi langsung ke Popy: tim Riau sudah tiba Padang Panjang dan tambah personel. “Kami tak tinggalkan saudara sendiri,” janji Herry. Dukungan moril ini bantu keluarga bertahan, meski harapan mulai pudar setelah 10 hari tanpa kabar.
Kesimpulan
Pencarian Ipda Angga Mufajar oleh Polda Riau jadi cerita haru tentang dedikasi dan ketabahan. Dari kronologi tragis hingga upaya gabungan yang tak kenal lelah, ini bukti Polri tak tinggalkan anggotanya di saat susah. Keluarga dan rekan tetap berharap, meski bencana Sumbar masih tinggalkan luka dalam. Operasi lanjut, dan doa semua pihak menyertai. Semoga Ipda Angga segera ditemukan, hidup atau tidak—setidaknya beri kepastian bagi yang ditinggal. Ini juga pengingat: bencana alam tak pandang bulu, tapi solidaritas manusia bisa selamatkan jiwa.