Mengapa Trump Tidak Mau Mengurus Negara Lain?

mengapa-trump-tidak-mau-mengurus-negara-lain

Mengapa Trump Tidak Mau Mengurus Negara Lain? Presiden Donald Trump kembali jadi sorotan global setelah rilis National Security Strategy 2025 pada 5 Desember 2025, dokumen 33 halaman yang tegas perkuat doktrin “America First”. Di tengah undian grup Piala Dunia 2026 di Washington D.C., Trump klaim strategi ini bikin AS lebih kuat dengan fokus urusan dalam negeri, bukan “mengurus negara lain”. Pernyataannya—”Urusan negara lain hanya jadi perhatian kita kalau langsung ancam kepentingan kita”—langsung viral, picu dukungan dari basisnya tapi kritik dari sekutu Eropa. Ini bukan pertama Trump tolak intervensi global; sejak kampanye 2016, ia sebut AS “dikeroyok” oleh aliansi tak adil dan perang tak perlu. Di era kedua kepemimpinannya, pendekatan ini tampak lebih tegas: kurangi beban militer, tekan sekutu bayar tagihan, dan prioritaskan ekonomi domestik. Dokumen itu bilang era “AS propping up seluruh dunia seperti Atlas” sudah berakhir, tunjukkan Trump tak mau lagi jadi polisi dunia. INFO SLOT

Doktrin America First Sebagai Prioritas Utama: Mengapa Trump Tidak Mau Mengurus Negara Lain?

America First jadi jantung strategi Trump sejak 2016, tapi versi 2025 lebih matang dan tegas. Dokumen NSS bilang kebijakan luar negeri AS “salah arah” pasca-Perang Dingin, di mana elit Washington pikir dominasi global permanen untungkan AS—padahal malah boros sumber daya. Trump tolak itu: “Kami tak lagi tanggung beban seluruh dunia.” Contohnya, ia tekan NATO sekutu naikkan anggaran pertahanan ke 2 persen GDP—beberapa seperti Polandia patuhi, tapi Jerman dan Prancis dikritik lambat. Di Timur Tengah, Trump kurangi pasukan AS dari 2.500 ke 1.000 sejak Januari 2025, klaim mediasi gencatan senjata Israel-Gaza bukti “peace through strength” tanpa intervensi panjang. Ia sebut: “AS tak perlu urus konflik abadi yang tak ancam kita.” Ini selaras janji kampanye: akhiri “perang tak berujung” seperti Afghanistan, yang biayai 2 triliun dolar tapi tak beri manfaat jangka panjang.

Kritik terhadap Aliansi dan Beban Global: Mengapa Trump Tidak Mau Mengurus Negara Lain?

Trump sering sebut sekutu “merampok” AS, makanya ia tak mau “mengurus” mereka. Di NSS, ia kritik Eropa soal migrasi dan kebijakan bebas bicara, sebut benua itu hadapi “penghapusan peradaban” kalau tren berlanjut—implikasi AS tak lagi jamin keamanan mereka. Ia dorong “cultivating resistance” terhadap kebijakan UE, dukung partai patriotik Eropa yang tolak imigrasi. Contoh nyata: Trump kurangi bantuan militer ke Ukraina 50 persen sejak Maret 2025, alihkan dana ke pertahanan perbatasan AS. Ia bilang: “Eropa harus bayar tagihannya sendiri.” Di Asia, Trump tekan Jepang dan Korea Selatan naikkan kontribusi basis AS—mereka patuhi naik 20 persen. Kritiknya: AS habiskan 800 miliar dolar pertahanan tahunan, sementara sekutu “bebas naik” tanpa bayar. Ini bukan isolasionisme total—Trump tetap pakai kekuatan ekonomi seperti tarif untuk tekan China, tapi tolak campur urusan internal negara lain kecuali ancam langsung AS.

Contoh Kebijakan di Era Kedua Trump

Sejak Januari 2025, Trump terapkan pendekatan ini lewat eksekutif order. Ia cabut AS dari WHO lagi, sebut organisasi itu “korup” dan tak untungkan AS—alokasi dana 700 juta dolar dialihkan ke program domestik. Di Amerika Latin, Trump tekan Meksiko soal migrasi dengan tarif 25 persen, tapi tolak intervensi militer seperti era Bush di Irak. Ia bilang: “Kami tak mau urus kartel atau pemerintah korup—mereka urus sendiri.” Di Ukraina, Trump dorong negosiasi langsung dengan Putin, kurangi bantuan senjata 30 persen, klaim itu “selamatkan nyawa tanpa boros.” Kritik bilang ini lemahkan AS, tapi Trump balas: “Kami fokus China sebagai ancaman utama, bukan urus Eropa.” Tarif globalnya—10 persen universal—bikin impor China turun 15 persen, untungkan manufaktur AS tapi naikkan harga konsumen 2 persen. Ini bukti: Trump pilih proteksi domestik daripada bantu negara lain bangun ekonomi.

Kesimpulan

Trump tak mau mengurus negara lain karena America First bukan sekadar slogan, tapi strategi realistis: AS tolak beban global yang tak untungkan, fokus perbatasan, ekonomi, dan ancaman langsung seperti China. Dari NSS 2025 hingga tarif dan kurangi bantuan, pendekatannya tegas—sekutu bayar tagihan, konflik urus sendiri kecuali ancam AS. Kritik bilang ini isolasionis, tapi Trump sebut “cerdas”: selamatkan triliunan dolar untuk rakyat AS. Di era ketegangan global, ini ubah dinamika—sekutu Eropa waspadai, tapi basis Trump rayakan. Hasilnya? AS lebih mandiri, tapi dunia tunggu apakah ini bikin kekosongan kekuatan atau perdamaian baru. Trump yakin: prioritas rumah sendiri dulu, baru urus tetangga.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *