Mendes Yandri Kekeh Akan Jalankan Program TEKAD. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menegaskan komitmen kuat untuk melanjutkan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) hingga akhir 2026. Program ini, yang digagas sejak 2020, difokuskan pada penguatan ekonomi desa di Indonesia Timur untuk mengurangi kesenjangan pembangunan. Pada akhir 2025, saat membuka Workshop Nasional Evaluasi Program TEKAD di Surabaya, Yandri menargetkan peningkatan signifikan di tingkat rumah tangga dan BUMDesa. Pendekatan ini menekankan potensi lokal masing-masing desa, tanpa pendekatan seragam, untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. BERITA OLAHRAGA
Tujuan dan Sasaran Program TEKAD: Mendes Yandri Kekeh Akan Jalankan Program TEKAD
Program TEKAD bertujuan mendongkrak ekonomi di sembilan provinsi prioritas: NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Mendes Yandri kekeh bahwa program ini harus berlanjut karena telah membuktikan dampak positif, seperti peningkatan produksi dan ekspor produk unggulan. Contohnya, target ekspor Kopi Bajawa dari Ngada, NTT, ditingkatkan dari 5 ton menjadi 10 ton dalam waktu dekat. Fokus utama adalah mengoptimalkan potensi lokal, baik pertanian, perikanan, maupun pariwisata, agar setiap desa memiliki keunggulan kompetitif sendiri. Kerja sama dengan lembaga internasional turut mendukung fasilitasi teknologi dan pelatihan bagi masyarakat setempat.
Mekanisme Pelaksanaan dan Bantuan: Mendes Yandri Kekeh Akan Jalankan Program TEKAD
Pelaksanaan TEKAD melibatkan bantuan langsung seperti demplot untuk ratusan desa, pembangunan Rumah Inovasi Teknologi Desa, dan dana investasi untuk BUMDesa. Mendes Yandri menekankan pentingnya kolaborasi dengan fasilitator lapangan dan masyarakat untuk memastikan program tepat sasaran. Pada 2025, evaluasi nasional dilakukan untuk mengukur kemajuan, termasuk peningkatan skala usaha rumah tangga dan perusahaan desa. Pendekatan ini tidak hanya bagi-bagi bantuan, tapi pemberdayaan jangka panjang, dengan penekanan pada inovasi sesuai karakteristik daerah. Hasilnya diharapkan menciptakan kemandirian ekonomi, mengurangi ketergantungan pada bantuan pusat, dan mempercepat penurunan kemiskinan di wilayah tertinggal.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski hasil positif terlihat, tantangan seperti akses teknologi di daerah terpencil dan koordinasi antarlembaga tetap ada. Mendes Yandri optimistis dengan pendekatan berbasis potensi lokal, program ini bisa direplikasi lebih luas, bahkan ke desa tertinggal di Indonesia Barat. Workshop evaluasi akhir 2025 menjadi momentum untuk perbaikan, agar target hingga 2026 tercapai maksimal. Harapannya, TEKAD tidak hanya meningkatkan ekonomi, tapi juga kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk ketahanan pangan dan pemberdayaan perempuan serta kelompok rentan.
Kesimpulan
Komitmen Mendes Yandri untuk menjalankan Program TEKAD mencerminkan tekad kuat pemerintah mempercepat pemerataan pembangunan, khususnya di Indonesia Timur. Di akhir 2025, program ini telah menunjukkan potensi besar dalam mengangkat ekonomi desa melalui pendekatan lokal dan kolaboratif. Dengan kelanjutan hingga 2026, TEKAD diharapkan menjadi katalisator perubahan nyata, mengurangi kesenjangan dan membawa Indonesia lebih sejahtera. Pada akhirnya, keberhasilan ini bergantung pada sinergi semua pihak, demi generasi mendatang yang lebih mandiri dan berdaya.