2 Pria Ditahan, Diduga Merampok Rumah Eks Presiden Prancis. Insiden perampokan yang mengguncang Paris akhir pekan lalu kembali jadi sorotan ketika dua pria ditahan atas dugaan keterlibatan dalam pencurian di rumah mantan Presiden Prancis François Hollande. Kejadian itu terjadi pada Sabtu malam, 30 November 2025, di apartemen Hollande dan istrinya, aktris Julie Gayet, di wilayah timur Paris. Polisi Prancis mengonfirmasi penangkapan dua tersangka berusia 30-an pada Minggu pagi, setelah laporan masuk soal suara mencurigakan dan barang berharga hilang. Rumah mantan pemimpin negara itu, yang tinggal di kawasan tenang dekat Place de la Nation, jadi target karena lokasinya yang relatif terlindung tapi tak sepenuhnya dijaga. Investigasi awal tunjukkan pencuri masuk lewat jendela belakang, ambil perhiasan dan barang seni bernilai puluhan ribu euro. Hollande, yang menjabat 2012-2017, sebut ini “serangan pribadi” tapi tak lapor kerugian besar. Penangkapan cepat ini jadi kabar baik di tengah kekhawatiran keamanan tokoh publik Prancis. INFO CASINO
Kronologi Perampokan Malam Itu: 2 Pria Ditahan, Diduga Merampok Rumah Eks Presiden Prancis
Perampokan dimulai sekitar pukul 22.00 waktu setempat, saat Hollande dan Gayet sedang di luar kota untuk acara amal. Dua pria, diduga bekerja berpasangan, dekati apartemen dari gang belakang, potong kawat pagar, dan masuk lewat jendela dapur yang tak terkunci rapat. Mereka habiskan sekitar 15 menit di dalam, ambil tas tangan Gayet berisi perhiasan emas dan berlian senilai sekitar 50.000 euro, plus lukisan kecil karya seniman Prancis abad ke-19. Rekaman CCTV dari tetangga tangkap bayangan dua sosok bertopeng, salah satunya bawa tas ransel untuk bawa barang curian. Hollande pulang pukul 01.00 dan langsung lapor polisi, yang langsung kerahkan tim forensik. Tak ada tanda kekerasan, tapi sidik jari ditemukan di meja dapur. Polisi yakin ini bukan kebetulan—mereka pantau rumah tokoh politik sejak serangkaian perampokan serupa di Paris tahun ini.
Penangkapan Dua Pria dan Profil Tersangka: 2 Pria Ditahan, Diduga Merampok Rumah Eks Presiden Prancis
Dua pria itu, berusia 32 dan 35 tahun asal Seine-Saint-Denis—suburb utara Paris yang dikenal rawan kriminalitas—ditangkap pukul 06.00 Minggu di apartemen sewaan dekat Bobigny. Satu ditahan saat coba kabur dengan mobil curian, yang lain ditemukan tidur dengan barang curian di kamar. Polisi dapat petunjuk dari CCTV lalu lintas dan tip anonim dari warga. Keduanya punya catatan pidana: yang lebih muda pernah divonis pencurian 2023, yang lebih tua terlibat perampokan toko perhiasan 2021. Jaksa Paris, Laure Beccuau, sebut mereka bagian jaringan kecil yang spesialisasi target rumah elit. Saat interogasi, keduanya akui peran tapi tuduh satu sama lain sebagai otak. Tak ada senjata ditemukan, tapi polisi curiga ada keterlibatan pihak ketiga untuk jual barang curian di pasar gelap Eropa.
Respons Hollande dan Langkah Keamanan
François Hollande, kini 71 tahun dan aktif di politik sebagai penasihat Macron, tanggapi tenang tapi tegas. “Ini pengingat bahwa bahkan mantan presiden tak kebal dari kejahatan sehari-hari,” katanya di konferensi pers Senin. Ia dan Gayet, yang menikah 2022, tolak relokasi tapi minta tambahan pengawasan dari polisi nasional. Pemerintah Prancis langsung tingkatkan patroli di sekitar rumah tokoh publik, termasuk Sarkozy dan Chirac. Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin janji audit keamanan untuk 50 properti eks pejabat, soroti peningkatan perampokan 25 persen di Paris tahun ini akibat inflasi dan migrasi. Oposisi puji respons cepat, tapi kritik kurangnya CCTV canggih di kawasan elit. Hollande juga hubungi korban perampokan serupa untuk bagi pengalaman, tunjukkan solidaritas.
Kesimpulan
Penahanan dua pria atas dugaan perampok rumah François Hollande jadi kemenangan kecil bagi polisi Prancis di tengah naiknya kejahatan properti Paris. Dari masuk lewat jendela hingga penangkapan pagi-pagi, kasus ini soroti celah keamanan tokoh publik yang masih rentan. Hollande tangani dengan tenang, tapi insiden ini dorong reformasi patroli dan teknologi pengawasan. Ke depan, dengan barang curian kemungkinan beredar di pasar gelap, investigasi harus lanjut untuk tutup jaringan lebih besar. Ini pengingat: di kota cahaya, bayang-bayang kejahatan tak pandang status—dan respons cepat bisa cegah tragedi lebih besar.